Tuesday, 23 April 2013
Dihybrid Heredity adalah hasil persilangan antara dua individu yang mempunyai dua sifat beda, sehingga dihybrid yang dihasilkan adalah heterozigot. Persilangan yang menghasilkan individu dihybrid tersebut dinamakan persilangan dihybrid.
Persilangan dua individu dengan dua sifat beda atau lebih menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotipe dan genotipe tertentu. Mendel dalam percobaannya menggunakan kacang ercis galur murni yang mempunyai biji bulat warna kuning dengan galur murni yang mempunyai biji keriput warna hijau. Karena bulat dan kuning dominan terhadap keriput dan hijau, maka F1 seluruhnya berupa kacang ercis berbiji bulat dan warna biji kuning. Biji-biji F1 ini kemudian ditanam kembali dan dilakukan penyerbukan sesamanya untuk memperoleh F2. Keturunan kedua F2 yang diperoleh adalah sebagai berikut. Persilangan tersebut adalah persilangan dua individu dengan dua sifat beda yaitu bentuk biji dan warna biji.B = bulat,dominan terhadap keriput b = keriput K = kuning, dominan terhadap hijau k = hijau
Individu yang mengandung B memiliki biji bulat dan individu yang mengandung Kmemiliki biji warna kuning.Fenotipe pada F2 adalah
1. bulat – kuning = nomor : 1 , 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13
2. bulat – hijau = nomor : 6, 18, 14
3. keripit – kuing = nomor : 11, 12, 15
4. keriput – hijau = nomor : 16
5.2. Contoh Persilangan Dihybrid
a. Persilangan antara kucing buntut pendek warna putih dengan buntut panjang warna coklat, dimana buntut pendek dominan terhadap buntut panjang serta warna coklat dominan terhadap warna putih
a. Persilangan antara kucing buntut pendek warna putih dengan buntut panjang warna coklat, dimana buntut pendek dominan terhadap buntut panjang serta warna coklat dominan terhadap warna putih
Perbandingan antara B (warna coklat), b (warna putih), S (buntut pendek), dan s (buntut panjang) pada generasi F2
Hukum pemisahan disini dapat diterangkan dengan melihat genotype SsBb, yang mana mempunyai 4 Gamet yaitu SB, Sb, sB dan sb. Sedangkan penggabungan bebas dapat diterangkan melalui intersemating pada Individu-individu F1 sehingga didapat individu- individu pada F2. Tabel diatas menunjukkan bahwa tiap gamet akan secara bebas saling bergabung untuk membentuk genotype baru. Jadi terlihat bahwa jumlah gamet = 4 dan jumlah macam genotype yang dihasilkan pada saat rekombinasi adalah 16 buah.
b. Pada sapi, sifat tak bertanduk berlaku dominan terhadap sifat bertanduk dan sifat warna kulit hitam dominan terhadap kulit merah. Sapi warna kulit merah tidak bertanduk dikawinkan dengan sapi jantan warna kulit hitam bertanduk. Anak yang dihasilkan pada generasi pertama adalah semuanya berwarna hitam dan tidak bertanduk. Bagaimana genotype kedua sapi tersebut dan bagaimana pula hasil keturunannya bila individu pada F1 tersebut dikawinkan dengan individu homozigot resesif (Test cross/Silang Uji)
Jawab :
Diketahui :
Diketahui :
· Sifat tidak bertanduk dominan terhadap sifat bertanduk
· Sifat Warna Kulit Hitam dominan terhadap warna kulit merah
· Apabila Sifat Warna Kulit Hitam diberi Simbol P dan Tidak bertanduk = B
· Genotipe Sapi warna kulit merah tidak bertanduk = ppBB dan ppBb
· Genotipe Sapi warna kulit Hitam bertanduk = PPbb dan Ppbb
· Model persilangan = ppBB x PPbb; ppBb x PPbb, ppBB x Ppbb, ppBb x Ppbb
Kesimpulan :
Dari keempat kemungkinan tersebut, maka kemungkinan pertama (1) memenuhi syarat sebagai orang tua dimana menghasilkan sapi yang semuanya berwarna Hitam dan Tidak Bertanduk pada F1.
Dari keempat kemungkinan tersebut, maka kemungkinan pertama (1) memenuhi syarat sebagai orang tua dimana menghasilkan sapi yang semuanya berwarna Hitam dan Tidak Bertanduk pada F1.
5.3. Trihybrid Heredity
Persilangan Trihybrid adalah Persilangan antara dua individu dengan tiga (3) sifat beda (tiga pasang gen). Pada invidu trihybrid ini akan menghasilkan 8 macam gamet dan 64 buah kombinasi baru yang terjadi antara gamet-gamet tersebut.
Persilangan Trihybrid adalah Persilangan antara dua individu dengan tiga (3) sifat beda (tiga pasang gen). Pada invidu trihybrid ini akan menghasilkan 8 macam gamet dan 64 buah kombinasi baru yang terjadi antara gamet-gamet tersebut.
Keterangan :
T-K-B- : Batang Tinggi, Biji Bulat Warna Kuning = 27
T-K-bb : Batang Tinggi, Biji Bulat Warna Hijau = 9
T-kkB- : Batang Tinggi, Biji Keriput, Warna Kuning = 9
ttK-B- : Batang pendek, Biji Bulat, Warna Kuning = 9
T-kkbb : Batang Tinggi, Biji Keriput, Warna Hijau = 3
ttK-bb : Batang Pendek, Biji Bulat, Warna Hijau = 3
ttkkB- : Batang Pendek, Biji Keriput, Warna Kuning = 3
ttkkbb : Batang pendek, biji keriput, warna hijau = 1
T-K-B- : Batang Tinggi, Biji Bulat Warna Kuning = 27
T-K-bb : Batang Tinggi, Biji Bulat Warna Hijau = 9
T-kkB- : Batang Tinggi, Biji Keriput, Warna Kuning = 9
ttK-B- : Batang pendek, Biji Bulat, Warna Kuning = 9
T-kkbb : Batang Tinggi, Biji Keriput, Warna Hijau = 3
ttK-bb : Batang Pendek, Biji Bulat, Warna Hijau = 3
ttkkB- : Batang Pendek, Biji Keriput, Warna Kuning = 3
ttkkbb : Batang pendek, biji keriput, warna hijau = 1
b. Perkawinan antara Guinea-piq yang mempunyai warna HITAM, Rambut KASAR, Rambut PENDEK dengan warna PUTIH, Rambut HALUS, Rambut PANJANG. Warna Hitam dominan terhadap warna Putih, Rambut Kasar dominan terhadap Rambut Halus dan Rambut Pendek dominan terhadap Rambut Panjang.
Maka: Genotipe Warna Hitam, Rambut Kasar dan Rambut Pendek = CCRRSS
Genotipe Warna Putih, Rambut Halus dan Rambut Panjang = ccrrss
Maka: Genotipe Warna Hitam, Rambut Kasar dan Rambut Pendek = CCRRSS
Genotipe Warna Putih, Rambut Halus dan Rambut Panjang = ccrrss
Kesimpulan :
Apabila dilihat dari Fenotipe F2 hasil persilangan Monohybrid = 3 : 1; Dihybrid = 9:3:3:1 dan Trihybrid = 27:9:9:9:3:3:3:1, maka dapat disimpulkan bahwa perbandingan pada Fenotipe F2 adalah mengikuti rumus (a + b)n, dimana a = 3, b = 1 dan n = berapa pasang gen yang dipakai.
Apabila dilihat dari Fenotipe F2 hasil persilangan Monohybrid = 3 : 1; Dihybrid = 9:3:3:1 dan Trihybrid = 27:9:9:9:3:3:3:1, maka dapat disimpulkan bahwa perbandingan pada Fenotipe F2 adalah mengikuti rumus (a + b)n, dimana a = 3, b = 1 dan n = berapa pasang gen yang dipakai.
Jadi
Untuk Monohybrid Ratio Fenotipe F2 = (3+1)1 = 3 : 1
Untuk Dihybrid Ratio Fenotipe F2 = (3+1)2 = (3)2 + 2(3)1(1) + (1)2 = 9:3:3:1
Untuk Trihybrid Ratio Fenotipe F2 = (3+1)3 = (3)3 + 3(3)2(1) + 3((3)1(1)+(1)3
= 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1
Untuk Dihybrid Ratio Fenotipe F2 = (3+1)2 = (3)2 + 2(3)1(1) + (1)2 = 9:3:3:1
Untuk Trihybrid Ratio Fenotipe F2 = (3+1)3 = (3)3 + 3(3)2(1) + 3((3)1(1)+(1)3
= 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1
5.4. Cara Penentuan Macam Gamet
Untuk menentukan Gamet dalam suatu persilangan individu dengan sifat beda maka dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain
Untuk menentukan Gamet dalam suatu persilangan individu dengan sifat beda maka dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain
a) Cara Manual
Misal : P = AaBb
Misal : P = AaBb
Genotip ini memiliki 2 tanda beda yang heterozigot. Jumlah Gamet adalah = 22 = 4
Macamnya :
Mula-mula kita pecah menjadi masing-masing sifat menjadi A/a dengan B/b; lalu kita gabungkan sifat-sifat itu dengan pecahannya yang berbeda. Maka hasilnya adalah sebagai berikut :
Macamnya :
Mula-mula kita pecah menjadi masing-masing sifat menjadi A/a dengan B/b; lalu kita gabungkan sifat-sifat itu dengan pecahannya yang berbeda. Maka hasilnya adalah sebagai berikut :
· A gabung dengan B menjadi AB
· A gabung dengan b menjadi Ab
· a gabung dengan B menjadi aB
· a gabung dengan b menjadi ab
· Sehingga diperoleh Gamet : AB, Ab, aB dan ab = 4
Misal : P = MmPpKk
Genotip ini memiliki 3 tanda beda yang heterozigot/ Jumlah Gamet adalah = 23 = 8
Macamnya :
Mula-mula kita pecah menjadi masing-masing sifat menjadi M/m dengan P/p dengan K/k; lalu kita gabungkan sifat-sifat itu dengan pecahannya yang berbeda.
Maka hasilnya adalah sebagai berikut :
Genotip ini memiliki 3 tanda beda yang heterozigot/ Jumlah Gamet adalah = 23 = 8
Macamnya :
Mula-mula kita pecah menjadi masing-masing sifat menjadi M/m dengan P/p dengan K/k; lalu kita gabungkan sifat-sifat itu dengan pecahannya yang berbeda.
Maka hasilnya adalah sebagai berikut :
· M dengan P dengan K menjadi MPK m dengan P dengan K menjadi mPK
· M dengan P dengan k menjadi MPk m dengan P dengan k menjadi mPk
· M dengan p dengan K menjadi MpK m dengan p dengan K menjadi mpK
· M dengan p dengan k menjadi Mpk m dengan p dengan k menjadi mpk
· Maka diperoleh Gamet : MPK, MPk, MpK, Mpk, mPK, mPk, mpK, mpk = 8
Catatan : Untuk menentukan jumlah macam gamet yang diperhatikan cukup yang heterozigot
Contoh : AABbCCDd = macam gamet ada 22 = 4
XxYyZZ = macam gamet ada 22 = 4
PPQQRRSs = macam gamet ada 21 = 2
XxYyZZ = macam gamet ada 22 = 4
PPQQRRSs = macam gamet ada 21 = 2
b) Cara Kurawal /anak garpu (Bracket system)
Makna dari penentuan gamet diatas dalam menentukan ratio fenotipe (RF) adalah sebagai berikut :
1) Huruf besar (sifat dominan) bernilai 3
2) Huruf kecil (sifat resesif ) bernilai 1
1) Huruf besar (sifat dominan) bernilai 3
2) Huruf kecil (sifat resesif ) bernilai 1
Berdasarkan contoh diatas, maka untuk persilangan 2 sifat beda dipeoleh hasil RF :
AB = 3 x 3 = 9 aB = 1 x 3 = 3
Ab = 3 x 1 = 3 ab = 1 x 1 = 1
RF = 9 : 3 : 3 : 1, dimana RF = ratio fenotip atau perbandingan fenotip
AB = 3 x 3 = 9 aB = 1 x 3 = 3
Ab = 3 x 1 = 3 ab = 1 x 1 = 1
RF = 9 : 3 : 3 : 1, dimana RF = ratio fenotip atau perbandingan fenotip
Berdasarkan contoh diatas, maka untuk persilangan 3 sifat beda dipeoleh hasil RF :
MPK = 3 x 3 x 3 = 27 mPK = 1 x 3 x 3 = 9
MPk = 3 x 3 x 1 = 9 mPk = 1 x 3 x 1 = 3
MpK = 3 x 1 x 3 = 9 mpK = 1 x 1 x 3 = 3
Mpk = 3 x 1 x 1 = 3 mpk = 1 x 1 x 1 = 1
RF = 27 : 9 : 9 : 3 : 9 : 3 : 3 : 1 atau = 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1
MPK = 3 x 3 x 3 = 27 mPK = 1 x 3 x 3 = 9
MPk = 3 x 3 x 1 = 9 mPk = 1 x 3 x 1 = 3
MpK = 3 x 1 x 3 = 9 mpK = 1 x 1 x 3 = 3
Mpk = 3 x 1 x 1 = 3 mpk = 1 x 1 x 1 = 1
RF = 27 : 9 : 9 : 3 : 9 : 3 : 3 : 1 atau = 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1
c) Cara Segitiga Pascal
5.5. Formulasi Matematika
Individu F1 pada suatu persilangan monohibrid, misalnya Aa, akan menghasilkan dua macam gamet, yaitu A dan a. Gamet-gamet ini, baik dari individu jantan maupun betina, akan bergabung menghasilkan empat individu F2 yang dapat dikelompokkan menjadi dua macam fenotipe (A- dan aa) atau tiga macam genotipe (AA, Aa, dan aa).Sementara itu, individu F1 pada persilangan dihibrid, misalnya AaBb, akan membentuk empat macam gamet, masing-masing AB,Ab, aB, dan ab. Selanjutnya pada generasi F2 akan diperoleh 16 individu yang terdiri atas empat macam fenotipe (A-B-, A-bb, aaB-, dan aabb) atau sembilan macam genotipe (AABB, AABb, Aabb, AaBB, AaBb, Aabb, aaBB, aaBb, dan aabb).
Individu F1 pada suatu persilangan monohibrid, misalnya Aa, akan menghasilkan dua macam gamet, yaitu A dan a. Gamet-gamet ini, baik dari individu jantan maupun betina, akan bergabung menghasilkan empat individu F2 yang dapat dikelompokkan menjadi dua macam fenotipe (A- dan aa) atau tiga macam genotipe (AA, Aa, dan aa).Sementara itu, individu F1 pada persilangan dihibrid, misalnya AaBb, akan membentuk empat macam gamet, masing-masing AB,Ab, aB, dan ab. Selanjutnya pada generasi F2 akan diperoleh 16 individu yang terdiri atas empat macam fenotipe (A-B-, A-bb, aaB-, dan aabb) atau sembilan macam genotipe (AABB, AABb, Aabb, AaBB, AaBb, Aabb, aaBB, aaBb, dan aabb).
Dari angka-angka tersebut akan terlihat adanya hubungan matematika antara jenis persilangan (banyaknya pasangan gen), macam gamet F1, jumlah individu F2, serta macam fenotipe dan genotipe F2. Hubungan matematika akan diperoleh pula pada persilangan-persilangan yang melibatkan pasangan gen yang lebih banyak (trihibrid, tetrahibrid, dan seterusnya), sehingga secara ringkas dapat ditentukan formulasi matematika seperti pada tabel berikut ini.
Pada kolom terakhir dapat dilihat adanya formulasi untuk nisbah fenotipe F2. Kalau angka-angka pada nisbah 3 : 1 dijumlahkan lalu dikuadratkan, maka didapatkan ( 3 + 1)2 = 32 + 2.3.1 + 12 = 9 + 3 + 3 + 1, yang tidak lain merupakan angka-angka pada nisbah hasil persilangan dihibrid. Demikian pula jika dilakukan pemangkattigaan, maka akan diperoleh ( 3 + 1 )3 = 33 + 3.32.11 + 3.31.12+ 13 = 27 + 9 + 9 + 9 + 3 + 3 + 3 + 1, yang merupakan angka-angka pada nisbah hasil persilangan trihibrid.
Dengan demikian Fenotipe F2 adalah mengikuti rumus (a + b)n, dimana a = 3, b = 1 dan n = berapa pasang gen yang dipakai.
Untuk Monohybrid Ratio Fenotipe F2 = (3+1)1 = 3 : 1
Untuk Dihybrid Ratio Fenotipe F2 = (3+1)2 = (3)2 + 2(3)1(1) + (1)2 = 9:3:3:1
Untuk Trihybrid Ratio Fenotipe F2 = (3+1)3 = (3)3 + 3(3)2(1) + 3((3)1(1)+(1)3
= 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1
Bagaimana Kalau Empat (4)Sifat Beda (n = 4) dan Lima (5) Sifat Beda (n = 5) ?
Untuk Monohybrid Ratio Fenotipe F2 = (3+1)1 = 3 : 1
Untuk Dihybrid Ratio Fenotipe F2 = (3+1)2 = (3)2 + 2(3)1(1) + (1)2 = 9:3:3:1
Untuk Trihybrid Ratio Fenotipe F2 = (3+1)3 = (3)3 + 3(3)2(1) + 3((3)1(1)+(1)3
= 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1
0 Comments:
Subscribe to:
Post Comments (Atom)