Friday, 19 April 2013


Seiring dengan program pemerintah yang bertujuan kepada peningkatan pendapatan masyarakat melalui kajian teknologi namun tetapi memperhatikan keseimbangan lingkungan dan pemberdayaan maka tuntutan untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam merupakan sebuah keharusan hal ini tercermin dengan semakin banyaknya produk – produk organic yang beredar di pasaran dengan promosi yang begitu gencar sehingga posisi petani tetap menjadi komoditi untuk mencari untung.
Masih teringat ketika musim gadu MT2006 sejumlah areal sawah terkena serangan hama wereng, MT2007 (rendeng) juga beberapa areal sawah terkena serangan hama tikus, dan pada MT2008 (rendeng) juga terkena serangan penyakit yang terkenal dengan nama sebutan kresek bahkan pada musim tanam rendeng MT2009 kemaren serangan kresek masih tetap ada, pada saat itu pula petani berada pada posisi yang tersudutkan dan tidak banyak yang dilakukan.
Disisi lain dan diatas penderitaan petan,i industrI insektisida, pupuk – pupuk alternative dan beberapa produk pendukung lainya tumbuh dan berkembang dengan pesatnya bahkan saking banyaknya produk – produk tersebut dikalangan petani atau penyuluh pertanian tidak akan pernah hapal akan merek – merek produk tersebut sampai – sampai bermunculan paket pinjaman YARNEN (bayar panen) baik dari kios atau lembaga penyandang dana.
Mencermati masalah yang ada dikalangan petani ini GAPOKTAN SRI REJEKI mencoba untuk melakukan inovasi dengan mencari multifungsi dari areal lahan sawah dengan menerapkan MINA PADI BELUT.
GAMBARAN TEKNIS
Mina padi belut diterapkan pada areal tanaman padi sawah dengan pola tanam legowo 2 berukuran 20 – 40 – 20 artinya akan terdapat populasi tanaman atau rumpun 187.000 per Ha, pola tanam ini lebih banyak rumpun disbanding pola tanam ukuran 25 x25 yang hanya mempunyai jumlah rumpun 160.000 per Ha (belum termasuk yang dicabut rorakan/ okeman) sehingga dapat selisih 27.000 rumpun, bayangkan kalau untuk satu rumpun saja berbobot 40 gram x 27.000 maka sama dengan 1.080.000/ 1000 = 1.080kg atau 1,05 ton per Ha.
Pola tanam legowo 20 – 40 – 20 membentuk segi empat berbanding (2:1) yang berskema tanam depan belakang berjarak 20 cm interval legowo 40 cm dan kanan kiri (samping) 20 cm, pada interval 40 cm yang tidak ditanami dibuat media kompos dengan komposisi cacahan batang pisang basah 5cm, taburi dengan bio tanah atau mikrostrarter, diatasnya kotoran sapi 5cm dan jerami 5cm taburi lagi dengan bio tanah atau mikrostarter tutup dengan tanah 3cm diulang 2x sehingga ketinggian tanggulan 30cm karena sebelum dibuat tanggulan ini tanah lebih diambil dengan kedalaman 6cm yang selanjutnya tanah ini akan dibuat media tanggulan. Jangan menggunakan media kotoran ternak dari kotoran kambing atau domba karena kotoran ini tidak terurai selama 3 bulan.

BAHAN – BAHAN UNTUK MEMBUAT MEDIA :
1. Tanah lumpur, berfungsi sebagai penahan suhu agar tidak panas.
2. Kompos/ pupuk yang berasal dari pelapukan bahan – bahan seperti dari dedaunan, jerami, alang – alang, rumput dan sebagainya
3. Jerami termasuk bahan organic yang dapat menyuburkan media tanam dan memiliki sifat hangat.
4. Gedebog atau pelepah pisang, umumnya ada dua jenis yaitu kering dan basah, gedebog pisang kering kaya akan bahan organic, sedangkan yang basah mengandung kalium, kalsium dan magnesium yang berfungsi sebagai penyangga agar media tidak terlalu asam gedebog pisang ini umumnya difungsikan untuk menyerap gas atau racun yang timbul oleh proses permentasi.
5. Bio tanah atau mikrostarter dapat diperoleh dipasaran seperti (EM4) berfungsi untuk merangsang atau mempercepat proses dekomposisi atau permentasi bahan media. Untuk lebih memberdayakan bahan ini dapat dibuat dengan komposisi ragi 1kg (pada saat basah) tepung gula pasir 3kg dan dedak halus 50kg. untuk 1 Ha dari pengalaman yang sudah dipraktekan ternyata hasilnya jauh lebih bagus, pada saat penaburan harus disiram dengan air secukupnya (tidak terlalu basah).
Biarkan media yang sudah dibuat ini selama 10 hari untuk media yang dibuat dari bahan yang sudah dikeringkan dan 15 hari bila bahan media yang dibuat masih mentah atau busuk.
PEMBUATAN MEDIA
Gali tanah sedalam 60cm, selanjutnya pasang terpal plastic untuk bagian sisi pasang patok – patok bamboo dengan ketinggian dari tanah kurang lebih 30cm, bagian atas terhubung dengan tali/ tambang atau dengan bamboo. Setelah semua terpasang masukan media organic dengan perbandingan 50 : 50.
50% bagian organic terdiri dari 50% kotoran sapi 30% cacahan batang pisang dan 20% kompos jamur. Campurkan dengan media tanah galian awal dengan bahan organic tadi, setelah semua tercampur rata buatlah galengan – galengan, adapun tinggi galengan tersebut kurang lebih 90cm dari permukaan terendah dengan jarak yang disesuaikan denah petak legowo 20 – 40 – 20 selanjutnya tutup galengan tadi dengan plastic dioles dengan stempet yang sudah dicampur dengan oli atau bahan lain untuk mencegah hama tikus masuk. Pada saat pembuatan pembibitan padi lakukan juga pembuatan pembibitan palawija yang akan ditanam, misalnya cabe, cabe rawit.
PROSES TANAM
1. Tanam padi pola legowo 20 – 40 – 20.
2. 15 hari setelah tanam lakukan penebaran benih belut.
PENEBARAN BENIH
Setelah tanam berumur 1 minggu lakukan penebaran benih belut ukuran 25 – 50/kg sebanyak 70kg, untuk lahan seluas 15 x 15 hal ini agar belut dapat tumbuh lebih cepat karena budidaya ini bersifat pembesaran, sebelum dilakukan penebaran sebaiknya belut disimpan dulu dimedia karantina/ bak selama 1 – 2 hari, diberi air dengan ketinggian 10cm hal ini dilakukan untuk menyeleksi mana yang sakit dan mana yang sehat atau paling tidak untuk mengistirahatkan dulu pada saat perjalanan jauh.
Volume padat lebar berdasarkan ukuran dan lama pemeliharaan (media kolam buatan, ruang gerak terbatas).
Ukuran panjang Padat lebar Lama pemeliharaan Pertambahan berat
1 – 2 cm 500 2 bulan _
2 – 5 cm 250 2 bulan _
5 – 8 cm 100 – 200 2 – 3 bulan 2 – 2,5% / bulan
12 – 15 cm 50 – 100 2 – 3 bulan 3,5 – 4% / bulan
18 – 25 cm 25 – 50 3 – 6 bulan 4 – 4,5% / bulan
Setelah bibit ditebar genangan air cukup 5 – 10 cm atau tanggulan tidak tertutup air.
PEMBERIAN PAKAN
Karena belut termasuk hewan karnivora pakan yang diberikan harus mengandung 65 – 70 protein jadi pembrian pakan hidup seperti keong mas, ikan – ikan kecil seperti ikan sepat dan cacing tanah akan lebih ekonomis karena sebagian besar ada dilapangan namun dapat juga pakan pellet diberikan sebagai menu tambahanya, berdasarkan temuan dilapangan ternyata selain keong mas pakan yang efisien adalah dengan memasukan beberapa indukan katak sehingga dapat berkembang biak dihabitat tersebut. Jangan memberikan pakan keong mas pada saat tanaman padi masih muda atau berumur kurang dari 10Hst karena dikawatirkan keong mas dapat merusak tanaman padi.
Selain belut padi juga diberikan pakan berupa pemberian pupuk baik majemuk (npk) ataupun tunggal (urea, sp 18 dan kcl) namun disekitar tanaman padi sudah tersedia kompos organic yang sudah bersifat alami atau slow relase maka sebaiknya quantity jumlah pupuk teralokasi cukup 50% dari dosis normal yang lebih penting jangan menggunakan insektisida jenis KARBOPURAN yang biasanya dicampurkan dengan pupuk dalam aplikasinya.
Dalam pemeliharaan tanaman juga upayakan menggunakan insektisida/ fungisida organic dalam menangani hama dan penyakit tanaman ini (GAPOKTAN SRI REJEKI) menyediakan, namun bila menggunakan insektisida kimia dapat digunakan dari jenis pyretroid dan karbamat atau jenis insektisida ramah lingkungan lainya yang sekarang banyak beredar yang perlu diperhatikan adalaqh pada saat penyemprotan genangan air tidak kurang dari 5cm hal ini untuk mempercepat penguraian kandungan racun yang jatuh ketanah dan jangan sekali – kali menggunakan racun/ insek yang dapat mengakibatkan kematian pada belut.

KRITERIA DAN JENIS INSEKTISIDA
1. Fosfor organic
Adalah bahan sintetik organic yang bekerja sebagai racun kontak atau sistemik, mematikan serangga dengan cara menghambat aktivitas cholin esterase pada sistim saraf serangga memiliki efek residu yang pendek, namun dapat membunuh belut.
Contoh :
Diazinon
Diazinon 10G
Monokrotofos
Klorfiripos
Fenitrotion
2. Karbamat
Mempunyai cara kerja dan sifat – sifat seperti pada insektisida fosfor organic, beberapa contoh yang tidak membunuh belut :
BPMC
MIPC
Contoh yang dapat mmembunuh belut :
Karbaril
Karbopuran
3. Klor organic
Senyawa disebut juga organoklorin umumnya bekerja sebagai racun kontak atau lambung mempunyai residu yang panjang dapat membunuh belut
DDT
BHC
Endosulpan
4. piretroid
senyawa piretroid sintetis merupakan hasil rekayasa meniru dan mengembangkan senyawa piretrin yang berasal dari bunga piretrium (Insektisida Botani), umumnya bekerja sebagai racun kontak yang efektif membunuh serangga beracun terhadap ikan dan lebah namun aman terhadap mamalia, bersifat cinta lemak (Lipopilik), contohnya insek yang berbahan aktif :
Alfa sipermetrin
Beta sipermetrin
Deltametrin
Permetrin
Fenpalerat
Berdasarkan pengalaman dilapangan insek ini tidak membunuh belut.
5. ZPT
Adalah senyawa organic sintetik yang dirancang menirukan kerja hormone yang secara normal ditemukan pada serangga sehingga pertumbuhanya menjadi tidak normal dan tidak mampu menghasikan keturunan atau mungkin mati, tetapi tidak membunuh belut cntohnya :
Diflubenjuron
Klorfuazuron
Buprofezin
6. Mikroba
Adalah formulasi insektisida yang yang berasal dari organism mikro seperti jamur, protozoa, bakteri atau virus organism mikro tersebut menyerang atau meracuni serangga sasaran tidak membunuh belut tetapi dapat mengakibatkan belut terkena penyakit. Beberapa contoh insek mikroba adalah :
DELFIN WDG
THURICIDE HP
Hal yang lebih penting dalam mina padi belut ini adalah pemeliharaan dan pengamatan baik tanaman ataupun belut, karena keterbatasan wawasan kami dalam hal bahan kimia mungkin saja masih ada beberapa jenis insektisida yang tidak tertulis disini dapat membunuh atau mengganggu pertumbuhan belut namun berdasarkan pengamatan dilapangan untuk jenis insektisida yang sedang trend ternyata tidak dapat membunuh belut, (Prevaton – Virtako).
PEMANENAN
Dilakukan setelah padi dipanen selanjutnya limbah jerami agar ditaburkan diatas tanaman padi yang telah dipotong tadi agar tanah tidak terkena sinar matahari langsung, selanjutnya masukan air atau kalau tidak ada air karena saluran telah ditutup upayakan sebelum panen padi masukan dulu air sehingga pada saat panen padi tanah tidak kering kerontang hal ini dimaksudkan karena bila tanah sangat kering maka belut akan masuk kedalam tanah yang lebih dalam untuk berlindung ketempat yang lembab.
Pemanenan dimulai dengan menarik sisa batang jerami yang telah dipotong (diarit) sehingga tanah yang melekat diakar tanaman dapat terangkat, proses ini juga merupakan kegiatan menggiring belut ketanggul – tanggul.
Tahap selanjutnya bila belut sudah diambil dari luar tanggulan focus kita selanjutnya ketanggulan atau media kompos, bongkar kompos secara perlahan ambil belut yang sudah terperangkap ini namun kompos yang sudah dibongkar dibuang ketempat/ area semula yang ditanami padi (area 20). Hal inilah yang akan mengarah kepada MINA PADI BELUT MENUJU TEKNOLOGI TANPA OLAH TANAH, walau disadari tidak akan sempurna untuk tahap pertama tetapi bila setiap tanam proses ini diulang mudah – mudahan tujuan ini akan tercapai sembari memberdayakan petani dalam meningkatkan keterampilan dan kemampuan membuat kompos organic untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dan mengembalikan kesuburan tanah disamping KESIAPAN PETANI KARAWANG UNTUK GO ORGANIK
Kalaupun ada yang lolos, belut hanya dapat masuk kedalam tanah sampai batas kedalaman tanah yang keras (Lemah tandingan) perlu diingat karena belut sangat peka terhadap sengatan cahaya matahari jadi sebaiknya pemanenan dilakukan pagi – pagi antara jam 06.00 – 09.00 atau sore hari dari jam 15.00, perlu juga diperhatikan media tempat hasil panen jangan diisi air terlalu banyak serta jangan menyimpan terlalu banyak dan terlalu lama, tetapi bahkan lebih baik diamankan dulu baru proses pemanenan dilakukan lagi, bila tidak langsung dipasarkan untuk mengurangi tingkat kematian belut dapat disimpan di bak penampungan dan isi air diatas ketinggian 10 cm.

KEUNTUNGAN MINA PADI BELUT
1. Tanah relative lebih subur, karena ketersediaan kompos organic.
2. Kandungan/ sirkulasi oksigen dalam tanah cukup tersedia, lubang – lubang belut akan membuat tanah menjadi berongga.
3. Penggunaan pupuk kimia menjadi berkurang, terjadi penurunan biaya proses produksi disamping kotoran belut (fases) juga memberikan kesuburan.
4. Untuk jangka panjang akan menuju teknologi tanpa olah tanah, efisiensi biaya traktor.
5. Tanaman padi relative terlindungi dari hama tikus, ada karpet yang lebih tahan dari pada plastic biasa.
6. Terdapat multi produk dari areal yang sama, jika gagal panen padi masih dapat diharapkan dari produk mina.
7. Pemberdayaan petani dan proses pembelajaran partisipatif.
8. Cenderung memilih insektisida yang bersahaja dan tidak berlebihan dalam menggunakan racun.
9. Konsep penanganan hama hayati, seperti keong mas, orong – orong, wereng serta hama putih palsu.
10. Pemanfaatan limbah yang selama ini terbuang, limbah jamur, jerami serta kotoran ternak.
11. Memunculkan musuh alami untuk hama wereng.
KELEMAHAN
1. Untuk jangka pendek membutuhkan modal yang besar.
2. Untuk areal rawan banjir sangat beresiko.
3. Hanya dapat diterapkan untuk areal sawah cenderung dangkal, kedalaman lumpur lebih dari 40 cm tidak dapat diterapkan.
4. Harus mencari dan membawa material dari luar pesawahan.
5. Kegagalan akibat kematian salah teknis dapat saja terjadi.
6. Dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus untuk mengelola.
7. Tahap pertama untuk penerapan tehnik tanpa olah tanah tidak akan 100% berhasil, tidak seperti ditraktor (tanah lebih hancur)
8. Jaminan pemasaran untuk jangka panjang, bila sudah banyak yang melaksanakan produk akan melimpah.
ANGGARAN BIAYA DALAM MINA PADI BELUT
A. Investasi
- Sewa lahan RP. 1.000.000,-
- Karpet bangunan 15×15 @Rp.9000 Rp. 540.000,-
- Bamboo 15 batang @Rp.6000 Rp. 90.000,-
Total Investasi Rp. 1.630.000,-
B. Biaya operasional
- Benih 70kg @Rp.30.000 Rp. 2.100.000,-
- Tenaga kerja 20hr @Rp.40.000 Rp. 800.000,-
- Media Rp. 600.000,-
- Biaya pakan tambahan Rp. 450.000,-
- Biaya panen Rp. 200.000,-
- Penyusutan sewa lahan Rp. 41.000,-
- Penyusutan karpet banguan Rp. 22.000,-
Total biaya operasional Rp. 4.213.000,-
C. Penerimaan
- Panen 300 x Rp. 30.000,- Rp. 9.000.000,-
D. Keuntungan Rp. 9.000.000 – Rp. 4.213.000,- = Rp. 4.748.000,-
E. Pertimbangan usaha
1. BEP (break event point) untuk harga produksi
BEP = Rp. 4.213.000,- : 300kg = Rp. 14.043,-
Dengan volume produksi 300kg titik balik modal tercapai jika harga belut Rp.14.043,-/kg
BEP untuk volume produksi = Rp. 4.213.000,- : 30.000,- = 140.433kg dengan harga jual Rp. 30.000,- titik balik modal tercapai jika volume produksi 140.433kg
2. B/C (perbandingan penerimaan dan biaya)
B/C = Rp.9.000.000,- : Rp. 4.213.000,- = 2,13
Setiap penambahan biaya Rp. 1 akan peroleh penerimaan 2,13
3. NPV (net present value) Rp. 9.000.000,- x 1/ (1+0,0083)4 = Rp. 8.973.000,- dengan asumsi bunga bank 10% / tahun penerimaan diperoleh 4 bulan dengan nilai Rp.8.973.000,-

1 Comment:

  1. Anonymous said...
    mina padi

Post a Comment



By :
Free Blog Templates