Tuesday, 24 September 2013
Pola tanam adalah suatu
urutan tanam pada sebidang lahan dalam satu tahun, termasuk didalamnya masa
pengolahan tanah. Pola tanam merupakan bagian atau sub sistem dari sistem
budidaya tanaman, maka dari sistem budidaya tanaman ini dapat dikembangkan satu
atau lebih sistem pola tanam. Pola tanam ni diterapkan dengan tujuan
memanfaatkan sumber daya secara optimal dan untuk menghindari resiko kegagalan.
Namun yang penting persyaratan tumbuh antara kedua tanman atau lebih terhadap
lahan hendaklah mendekati kesamaan.
Pola
tanam di daerah tropis, biasanya disusun selama satu tahun dengan memperhatikan
curah hujan, terutama pada daerah atau lahan yang sepernuhnya tergantung dari
hujan. Makan pemilihan jenis/varietas yang ditamanpun perlu disesuaikan dengan
keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan.
Pola
tanam terbagi dua yaitu pola tanam monokultur dan pola tanam polikultur.
Pertanian monokultur adalah pertanian dengan menanam tanaman sejenis. Misalnya
sawah ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja. Tujuan menanam secara
monokultur adalah meningkatkan hasil pertanian. Sedangkan pola tanam polikultur
ialah pola pertanian dengan banyak jenis tanaman pada satu bidang lahan
yang terusun dan terencana dengan menerapkan aspek lingkungan yang lebih baik.
Pengetahuan mengenai pola tanam sangat perlu bagi petani. Sebab dari usaha tani
yang dilakukan, diharapkan dapat mendatangkan hasil yang maksimal. Tidak
hanya hasil yang menjadi objek, bahkan keuntungan maksimum dapat didapat dengan
tidak mengabaikan pengawetan tanah dan menjaga kestabilan kesuburan tanah.
Macam
Jenis Pola Tanam
a. Monokultur
Pertanian monokultur adalah
pertanian dengan menanam tanaman sejenis. Misalnya sawah ditanami padi saja,
jagung saja, atau kedelai saja. Tujuan menanam secara monokultur adalah
meningkatkan hasil pertanian.
Penanaman monokultur menyebabkan
terbentuknya lingkungan pertanian yang tidakmantap. Buktinya tanah pertanian
harus diolah, dipupuk dan disemprot dengan insektisida. Jika tidak, tanaman
pertanian mudah terserang hama dan penyakit. Jika tanaman pertanian terserang
hama, maka dalam waktu cepat hama itu akan menyerang wilayah yang luas. Petani
tidak dapat panen karena tanamannya terserang hama. Kelebihan sistem ini yaitu
teknis budidayanya relatif mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang
dipelihara hanya satu jenis. Di sisi lain, kelemahan sistem ini adalah tanaman
relative mudah terserang hama maupun penyakit.
b. Polikultur
Polikultur berasal dari kata poli
yang artinya banyak dan kultur artinya budaya. Polikultur ialah pola pertanian
dengan banyak jenis tanaman pada satu bidang lahan yang terusun dan
terencana dengan menerapkan aspek lingkungan yang lebih baik.
Dengan pemilihan tanaman yang tepat,
sistem ini dapat memberikan beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut :
a.
Mengurangi
serangan OPT (pemantauan populasi hama), karena tanaman yang satu dapat
mengurangi serangan OPT lainnya. Misalnya bawang daun dapat mengusir hama
aphids dan ulat pada tanaman kubis karena mengeluarkan bau allicin,
b. Menambah kesuburan tanah. Dengan
menanam kacang-kacangan- kandungan unsur N dalam tanah bertambah karena adanya
bakteri Rhizobium yang terdapat dalam bintil akar. Dengan menanam yang
mempunyai perakaran berbeda, misalnya tanaman berakar dangkal ditanam
berdampingan dengan tanaman berakardalam, tanah disekitarnya akan lebih gembur.
c.
Siklus
hidup hama atau penyakit dapat terputus, karena sistem ini dibarengi dengan
rotasi tanaman dapat memutus siklus OPT,
Memperoleh hasil panen yang beragam. Penanaman lebih dari satu jenis tanaman
akan menghasilkan panen yang beragam. Ini menguntungkan karena bila harga salah
satu komoditas rendah, dapat ditutup oleh harga komoditas lainnya.
Kekurangan
sistem polikultur adalah:
a. Terjadi persaingan unsur hara antar tanaman,
b. OPT banyak sehingga sulit dalam pengendaliannya.
a. Terjadi persaingan unsur hara antar tanaman,
b. OPT banyak sehingga sulit dalam pengendaliannya.
Tanaman Polikultur Terbagi Menjadi
a.
Tumpang
sari (Intercropping)
Tumpangsari adalah penanaman lebih
dari satu tanaman pada waktu yang bersamaan atau selama periode tanam pada satu
tempat yang sama. Beberapa keuntungan dari sistem tumpangsari antara lain
pemanfaatan lahan kosong disela-sela tanaman pokok, peningkatan produksi total
persatuan luas karena lebih efektif dalam penggunaan cahaya, air serta unsur
hara, disamping dapat mengurangi resiko kegagalan panen dan menekan pertumbuhan
gulma
Keuntungan tumpang sari yaitu:
·
Mencegah
dan mengurangi pengangguran musim
·
Memperbaiki
keseimbangan gizi masyarakat petani
·
Adanya
pengolahan tanah yang minimal
·
Jika
tanaman tumpang sari berhasil semua, masih dapat diperoleh nilai tambah
·
Mengurangi
erosi dan jika salah satu tanaman gagal panen, dapat diperoleh tanaman yang
satu lagi (Thahir, 1999).
Salah satu
jenis tanaman yang dapat dijadikan sebagai tanaman sela pada tanaman jagung
adalah tanaman kedelai. Tanaman jagung dan kedelai memungkinkan untuk
ditumpangsari karena tanaman jagung menghendaki nitrogen tinggi, sementara
kedelai dapat memfiksasi nitrogen dari udara bebas sehingga kekurangan nitrogen
pada jagung terpenuhi oleh kelebihan nitrogen pada kedelai
Jagung dan kedelai yang ditanam secara tumpang sari akan terjadi kompetisi dalam memperebutkan unsur hara, air dan sinar matahari. Sehingga pengaturan sistem tanam dan pemberian pupuk sangat penting untuk mengurangi terjadinya kompetisi tersebut.
b. Tumpang gilir ( Multiple Cropping ),
dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan
mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum.
Faktor-faktor tersebut adalah :
·
Pengolahan
yang bisa dilakukan dengan menghemat tenaga kerja, biaya pengolahan tanah dapat
ditekan, dan kerusakan tanah sebagai akibat terlalu sering diolah dapat
dihindari
·
Hasil
panen secara beruntun dapat memperlancar penggunaan modal dan meningkatkan
produktivitas lahan
·
Dapat
mencegah serangan hama dan penyakit yang meluas
·
Kondisi
lahan yang selalu tertutup tanaman, sangat membantu mencegah terjadinya erosi
·
Kondisi
lahan yang selalu tertutup tanaman, sangat membantu mencegah terjadinya erosi
·
Sisa
komoditi tanaman yang diusahakan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau
Contoh:
jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.
c.
Tanaman
Bersisipan ( Relay Cropping ),
Merupakan pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa
jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu
yang berbeda).
Pada
umumnya tipe ini dikembangkan untuk mengintensifikasikan lahan. Dengan demikian
kemampuan lahan untuk menghasilkan sesuatu produk pangan semakin tergali. Oleh
karena itu pengelola dituntut untuk semakin jeli menentukan tanaman apa yang
perlu disisipkan agar waktu dan nilai ekonomisnya dapat membantu dalam usaha
meningkatkan pendapatan.
d. Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ),
Merupakan
penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun
larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap
ancaman hama dan penyakit.
Contoh:
tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.
e.
Tanaman
bergiliran ( Sequential Planting)
Merupakan
penanaman dua jenis tanaman atau lebih yang dilakukan secara bergiliran.
Setelah tanaman yang satu panen kemudian baru ditanam tanaman berikutnya pada
sebidang lahan tersebut.
PERBEDAAN
TUMPANG SARI DAN MONOKULTUR
Tumpang sari
|
Monokultur
|
Akan terjadi peningkatan efisiensi
(tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan sinar matahari),
Populasi tanaman (berbeda) dapat
di atur sesuai yang dikehendaki
Dalam satu areal diproduksi lebih
dari satu komonitas
Tetap mempunyai peluang
mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman yang diusahakan gagal
Kombinasi beberapa jenis tanaman
dapat menciptakan beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas
biologis sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit serta
mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah.
|
Tidak terjadi peningkatan
efisiensi
Tidak dapat mengatur populasi,
karena hanya terdapat satu jenis
Hanya memproduksi satu komonitas
Tidak ada peluang bila satu jenis
tanaman yang diusahakan gagal
Kombinasi beberapa jenis tanaman
dapat menciptakan beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas
biologis sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit serta
mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah.
|
Syarat – syarat Tumpang Sari
- Famil harus sama agar pola
pertumbuhan dan bahan makanan yang diperlukan sama dan tidak saling menghambat
pertumbuhan
- Bagian tanaman yang dipanen
setidaknya harus sama agar hama yang akan menyerang tidak focus pada satu jenis
tanaman saja
- Syarat tumbuh tanaman harus
diperhatikan agar tidak saling berebut kebutuhan nutrisi.
- Sistem perakaran harus berbeda, jika
sistem perakaran sama maka tanaman tersebut akan memperebutkan unsure hara yang
terkandung dalam tanah yang dapat mengakibatkan penghambatan tubuh tanaman.
0 Comments:
Subscribe to:
Post Comments (Atom)