Tuesday, 24 September 2013

PESTISIDA NABATI II

BAB I
METODE PENELITIAN
1.1 Alat dan Bahan
Alat
Bahan
1.
Blender
1.
Daun sirsak 100 lembar
2.
Pisau dan Gunting
2.
Air 1000 mL
3.
Gelas Ukur
4.
Saringan
5.
Corong
6.
Tempat ekstrak
7.
Plastik dan Karet
1.2 Cara Kerja
Pembuatan ekstrak
a.    Siapkan alat dan bahan
b.    Potong daun sirsak
c.    Masukkan ke dalam blender
d.   Masukkan air
e.    Blender sampai halus
f.     Keluarkan dari blender
g.    Saring dan masukkan ke dalam botol
h.    Tutup botol dan diamkan selama 1 minggu
1.3 Pembuatan Larutan
a.    Siapkan hasil ekstraksi
b.    Masukkan hasil ekstraksi ke dalam gelas ukur sebanyak
       Konsentrasi 25% (ekstrak 25 ml dan air 75ml)
- Konsentrasi 50% ( ekstrak 50 ml dan air 50 ml)
- Konsentrasi 75% (ekstrak 75 ml dan air 25 ml)
c.    Setelah bahan tercampur rata dimasukkan ke dalam sparyer
d.   Aplikasikan ke tanaman budidaya (sawi)
1.4 Aplikasi
Cara aplikasinya adalah dengan cara penyemprotan menggunakan sparyer pada tanaman sawi, tiap ulangan ±30ml
1.5 Rancangan Percobaan
1. Perlakuan terdiri dari 4 macam yaitu kontrol, konsentrasi 25%, konsentrasi 50% dan konsentrasi 75%
2. Setiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan
Penelitian dilakukan di greenhouse SMKN 1 Purwosari dengan ketinggian 150 mdpl.
a.       Pada tiap tanaman sawi setelah disemprot diberi belalang kemudian ditutup dengan plastik yang memiliki ventilasi udara
b.       Pengamatan dilakukan setiap hari terhadap serangan belalang dan efektivitas pestisida
c.       Dilakukan prnghitunganprosentase pada hari terakhir pengamatan



BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil Pengamatan
Pada bab ini, akan kita lihat jumlah belalang yang mati setelah perlakuan penyemprotan pestisida nabati.
Tabel 1. Respon belalang hari pertama setelah penyemprotan
Tabel 2. Respon belalang hari kedua setelah penyemprotan
Tabel 3. Respon belalang hari ketiga setelah penyemprotan
2.2 Pembahasan
Pada hasil pengamatan pertama, yaitu satu hari setelah penyemprotan, terlihat bahwa belalang pada perlakuan kontrol masih hidup pada semua ulangan. Perlakuan kedua yaitu konsentrasi 25% juga terlihat bahwa belalang pada tiap ulangan masih hidup. Perlakuan ketiga, konsentrasi 50% pada tiap ulangan belalang masih hidup. Konsentrasi 75%, pada ulangan kedua belalang mati dan pada ulangan pertama dan ketiga masih hidup. Pada pengamatan pertama, ada satu belalang mati yaitu pada konsentrasi 75%.
Pada hasil pengamatan kedua, yaitu pada hari kedua setelah penyemprotan. Pada pelakuan kontrol setiap ulangannya belalang masih hidup. Pada konsentrasi 25% pada tiap ulangan belalang mati. Ini berarti jumlah belalang mati pada konsentrasi 25% adalah 3. Pada konsentrasi 50%, belalang pada ulangan kedua dan ketiga mati sedangkan pada ulangan pertama tetap hidup. Berarti pada konsentrasi 50% jumlah belalang mati ada 2. Pada konsentrasi 75%, ada 1 belalang mati pada hari pertama setelah penyemprotan, dan dihari kedua pada ulangan pertama belalang mati.
Pada hasil pengamatan ketiga, yaitu pada hari ketiga setelah penyemprotan. Belalang yang ada pada perlakuan kontrol tetap hidup. Pada konsentrasi 25% belalang telah mati pada hari kedua setelah penyemprotan. Konsentrasi 50% tersisa 1 belalang pada ulangan pertama dan telah mati. Pada konsentrasi 75% tersisa satu belalang pada ulangan ketiga dan telah mati.
Dari hasil pengamatan juga dapat dilihat bahwa semua belalang setelah pengamatan ketiga yang mendapatkan perlakuan penyemprotan pestisida nabati daun sirsak mati. Namun, jumlah belalang yang mati sekaligus pada tiap ulangan ada pada konsentrasi 25% yang terjadi pada hari kedua. Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi yang tepat untuk digunakan sebagai pestisida nabati daun sirsak adalah konsentrasi 25% karena kandungan senyawa acetogenin, pada pada konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan serangga hama menemui ajalnya (Kurniadhi, 2001).
Keuntungan menggunakan pestisida nabati daun sirsak antara lain:
1.  Dapat mengurangi hama belalang yang menjadi hama bagi tanaman budidaya tanpa merusak ekosistem atau rantai makanannya
2.  Mengurangi penggunaan bahan kimia dalam budidaya tanaman
3.  Lingkungan lebih terjaga karena tidak ada residu bahan kimia
4.  Tanaman budidaya terutama sayuran dapat tetap sehat untuk dikonsumsi karena tidak menggunakan pestisida kimia





BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
a.    Pestisida nabati daun sirsak dapat digunakan untuk mengendalikan hama belalang karena memiliki senyawa-senyawa yang bersifat racun perut bagi hama.
b.   Pestisida nabati daun sirsak mengandung senyawa acetogenin, antara lain asimisin, bulatacin dan squamosin. Juga beberapa kandungan kimia yaitu alkaloida, flavonoida, saponin, tanin, glikosida, gikosidaatrakuinon, dan steroid/ triterpenoid.
c.   Konsentrasi yang tepat untuk digunakan sebagai pestisida nabati adalah 25% karena bersifat racun perut bagi hama belalang.

3.2 Saran

Untuk penggunaan pestisida nabati dalam skala besar masih diperlukan penelitian lebih lanjut terutama untuk volume penyemprotan dan hama yang akan dikendalikan.

0 Comments:

Post a Comment



By :
Free Blog Templates